Oleh : Ni Putu Yuli Astari
Air matamu, kekasihku
jatuh membasuh negeri kita yang kelabu
Kekasihku….
sebentar lagi air matamu dan air mataku
tumpah ruah ke dalam cawan nan kaku :
cawan yang bosan menunggu
tubuh kita yang terhempas biru waktu
berabad-abad tak bertemu
lantaran takdir sang waktu
Puing-puing rinduku dan rindumu
kini mengendap jadi sayap-sayap kekupu
berterbangan di negeri kita yang kelabu
pun air mataku mengalir di garangnya sungai
merebak jadi samudera hening
Aku yang bebal menanti gerhanamu
tak jua berujung
gerimis kian deras
masih saja sibuk bermain
dalam istana air matamu
( Yuli Astari, Jembrana, 2006 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar